24.11.09

Aku Rindu

Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan
apalagi pengisi waktu luang
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi penguatan, bukan sekedar pelengkap
pengisi program yang dipaksakan
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi
kecurigaan
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan
hujatan
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi perekat ukhuwah bukan su'udzon atau
menjatuhkan
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da'wah ini
Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebangsaan
Aku rindu zaman ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah
kelalaian
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak ikuti dauroh dengan
ongkos ngepas dan peta tak jelas
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam
buta sepulang tabligh dakwah di desa sebelah (ow...ini bukan buat akhwat)
Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis,
buku catatan dan Qur'an terjemahan ditambah sedikit hafalan
Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo
Aku rindu zaman ketika tengah malam hp berbunyi karena ada sms untuk mendapat
berita kumpul subuh harinya
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos ngepas untuk makan esok hari
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan
patungan mengumpulkan dana apa adanya

Aku rindu zaman itu,
Aku rindu....
Ya ALLAH,
Jangan Kau buang kenikmatan berda'wah dari hati-hati kami
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama
Jangan Kau cabut nikmatnya ukhuwah dalam jama'ah kami.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar